Semburan Lumpur Panas di Roburan Dolok: IPMMAN Kota Langsa Serukan Solusi Konkret untuk Warga Mandailing Natal

Foto: Semburan lumpur panas roburan dolok

KabarMadina.com - LANGSA. Fenomena semburan lumpur panas di Desa Roburan Dolok, Kecamatan Panyabungan Selatan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, kembali mengancam kehidupan warga. Sebanyak 15 titik semburan lumpur panas, gas, dan air yang tersebar di lima lokasi sejak 25 April 2025 telah merusak lahan pertanian, mencemari sumber air, dan mengganggu aktivitas harian masyarakat . Sebagai organisasi yang peduli terhadap tanah kelahiran, Ikatan Persaudaraan Mahasiswa Mandailing Natal (IPMMAN) Kota Langsa mendesak pemerintah dan pihak terkait untuk segera mengambil langkah nyata menyelamatkan warga.

Dampak Parah pada Lingkungan dan Ekonomi Warga  

Semburan lumpur panas ini bukan kali pertama terjadi. Menurut catatan warga, fenomena serupa telah muncul sejak 2018, namun intensitasnya meningkat drastis dalam beberapa bulan terakhir . Akibatnya, 5 hektar kebun karet warga rusak total, dan lumpur yang mengalir saat hujan mencemari sungai hingga membuat air tak layak konsumsi . Khoiruddin, salah satu warga, mengeluh: “Air sungai dan sumur berbau belerang menyengat. Kami tak bisa minum, mandi pun harus hati-hati”.

Bau belerang yang berasal dari gas sulfur juga dikhawatirkan mengancam kesehatan. Meski hasil uji laboratorium sementara menyatakan tidak ada kandungan gas beracun H2S , warga tetap resah karena dampak jangka panjang seperti gangguan pernapasan dan kerusakan lingkungan masih mungkin terjadi.

Penyebab dan Respons Pemerintah  

Penyebab semburan lumpur panas masih dalam penyelidikan. Tim dari Kementerian ESDM dan BNPB telah mengambil sampel lumpur untuk dianalisis lebih lanjut . Namun, warga mencurigai aktivitas pengeboran panas bumi oleh PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) di sekitar lokasi. Sejak 2021, munculnya retakan tanah dan lumpur panas di dekat Wellpad E SMGP telah merusak lahan warga . Meski perusahaan membantah keterkaitan operasinya dengan fenomena ini , data Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) menyebut lokasi semburan hanya berjarak 700 meter dari pemukiman dan 900 meter dari sumur SMGP.

Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, menyatakan akan mengkaji penyebab semburan, termasuk dugaan keterlibatan proyek geothermal . Sementara Bupati Madina, Saipullah Nasution, berjanji mengoordinasikan penanganan dengan pihak pusat.

Tuntutan IPMMAN Kota Langsa


Foto: (Ikatan Persaudaraan Mahasiswa Mandailing Natal/IPMMAN Kota Langsa)


Sebagai perwakilan mahasiswa Mandailing Natal di kota Langsa, IPMMAN mendesak:  

1. Investigasi Transparan

Pemerintah harus mengungkap penyebab semburan secara independen, melibatkan ahli geologi dan lingkungan, serta mempublikasikan hasil uji laboratorium secara terbuka.

2. Pemulihan Lingkungan:

Restorasi lahan pertanian dan sungai yang tercemar, serta pemantauan berkala terhadap kualitas udara dan air.

3. Evaluasi Proyek Geothermal:

Tinjau ulang operasi PT SMGP dan pastikan perusahaan bertanggung jawab jika terbukti berkontribusi pada kerusakan lingkungan.

“Kami tidak ingin Mandailing Natal menjadi seperti kasus lumpur Lapindo di Sidoarjo. Pemerintah harus bertindak cepat sebelum dampaknya semakin meluas,” tegas Husen Asyari, Ketua IPMMAN Kota Langsa. (02/WhatsApp)

0 Comments