![]() |
KabarMadina.com - 20 Juli 2025. Setiap Minggu pagi, Desa Tambangan Jae menghidupkan semangat kampanye "Marmayam Keta, MarHp Em Majolo" melalui serangkaian kegiatan yang bertujuan mengalihkan anak-anak dari gadget dan mengenalkan kembali permainan tradisional.
Kegiatan rutin ini dimulai pukul 09.00 WIB dengan senam bersama yang dipandu oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 45 dari STAIN Mandailing Natal (Madina). Usai senam, seluruh peserta yang didominasi anak-anak, bersama para mahasiswa KKN, bersemangat meneriakkan slogan "Marmayam Keta, MarHp Em Majolo", disusul dengan slogan KKN 45 STAIN Madina: "KKN 45 STAIN Madina Desa Tambangan Jae, Desa Berdaya Madina Sejahtera".
Pukul 10.00 WIB, suasana bertambah meriah dengan dimulainya sesi permainan. Mahasiswa KKN 45 memperkenalkan permainan kreasi baru bernama "Tongkat Beracun". Permainan ini dirancang khusus untuk melatih tiga aspek penting: konsentrasi, kekompakan tim, dan keberanian.
"Tongkat Beracun bukan sekadar hiburan. Kami merancangnya sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan fokus anak, kerja sama dalam kelompok, dan keberanian mengambil keputusan, sekaligus menjadi alternatif positif dari screen time," jelas salah satu mahasiswa KKN 45 STAIN Madina.
![]() |
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan permainan tradisional, yaitu "eggrang" dan "terompah panjang". Kehadiran permainan klasik ini bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan budaya lokal kepada generasi muda sekaligus mengingatkan mereka akan ragam hiburan tanpa gadget yang menyenangkan dan menyehatkan.
"Melalui egrang dan terompah panjang, kami ingin anak-anak tidak hanya mengenal tapi juga mencintai permainan tradisional. Ini adalah upaya konkret melestarikan warisan budaya sambil mengurangi ketergantungan berlebihan pada perangkat elektronik," tambah perwakilan mahasiswa.
Inisiatif "Marmayam Keta, MarHp Em Majolo" yang diusung Desa Tambangan Jae bersama mahasiswa KKN 45 STAIN Madina ini menunjukkan komitmen dalam merevitalisasi permainan tradisional sebagai alat edukasi dan penguatan sosial, sekaligus menciptakan lingkungan yang mendukung pengurangan penggunaan gadget di kalangan anak-anak. (rul)
0 Comments